Melkior Maas Kecam Tindakan Brimob: “Rakyat Bukan Target Operasi, Hentikan Aksi Brutal di Snok”
Sorong,wabumpapua com– Kepala Distrik Snok, Kabupaten Sorong, Melkior Maas, mengeluarkan pernyataan tegas dan keras menyikapi dugaan tindakan represif aparat Brimob yang merusak rumah-rumah warga di tiga kampung dalam wilayahnya. Ia menilai tindakan tersebut sebagai pelanggaran batas wilayah pemerintahan dan mencederai rasa keadilan masyarakat sipil.
Insiden terjadi pada Kamis dini hari (2/10/2025) sekitar pukul 00.30 WIT di Kampung Dastri, Kampung Masos, dan Kampung Bowool, Distrik Snok. Aparat Brimob yang disebut berasal dari wilayah Kabupaten Maybrat diduga memasuki wilayah Distrik Snok dengan delapan mobil Hilux bersenjata lengkap, tanpa koordinasi resmi dengan pemerintah daerah setempat.
“Saya sebagai Kepala Distrik kesal dan marah. Tindakan aparat yang rusak rumah warga seperti ini sangat kurang ajar. Mereka masuk tanpa izin, lalu hancurkan rumah rakyat. Ini bukan penegakan hukum, ini pelanggaran!” tegas Melkior.
Menurut Melkior, aparat Brimob menyatakan tengah memburu kelompok bersenjata TPNPB. Namun yang menjadi korban justru warga sipil yang tidak memiliki keterkaitan apapun dengan konflik.
“Kalau mau kejar kelompok bersenjata, silakan ke hutan. Jangan masuk kampung dan rusaki rumah rakyat. Ini tindakan brutal,” lanjutnya.
Data sementara menyebutkan sedikitnya 10 rumah warga mengalami kerusakan parah, mulai dari pintu yang dihancurkan, kaca jendela dipecahkan, hingga bangunan yang dirusak.
Melkior menyoroti bahwa operasi lintas wilayah tanpa koordinasi adalah bentuk pelanggaran serius terhadap tata kelola pemerintahan.
“Pemerintah daerah punya batas, punya wewenang. Kalau aparat dari kabupaten lain masuk tanpa koordinasi lalu merusak, itu pelecehan terhadap pemerintahan sipil,” ujarnya.
Ia mendesak agar Bupati Sorong segera memanggil Bupati Maybrat, Sorong Selatan, Tambrauw, serta komandan TNI/Polri di masing-masing wilayah untuk membahas insiden ini secara serius dan mencegah kejadian serupa terulang.
Melkior mengungkapkan bahwa tindakan aparat telah menimbulkan trauma mendalam di kalangan masyarakat. Sejumlah warga sempat mengungsi untuk menghindari konflik, sebelum akhirnya kembali ke kampung.
Meski begitu, ia memastikan pelayanan publik di Distrik Snok tetap berjalan normal. Kegiatan adat, keagamaan, pendidikan, dan kesehatan terus dilanjutkan di bawah pengawasan tujuh kepala kampung yang tetap aktif melayani masyarakat.
“Kami tidak ingin konflik ini mematikan semangat hidup rakyat. Tapi jangan sampai rakyat kecil terus jadi korban. Negara harus hadir melindungi, bukan mengintimidasi,” katanya.
Di akhir pernyataannya, Kepala Distrik Snok memperingatkan agar aparat keamanan tidak memperlakukan rakyat sebagai musuh negara.
“Warga kecil bukan pemberontak. Jangan perlakukan mereka seperti musuh. Hentikan sekarang juga aksi perusakan rumah warga. Ini bukan pendekatan keamanan yang benar, ini menciptakan luka sosial yang dalam,” tutupnya dengan nada tegas.
 
			
			
 
							 
								 
			 
			 
			 
			 
					


komentar terbaru