Kumurkek, WabumPapua.com — Suasana penuh haru menyelimuti perayaan HUT Pekabaran Injil dan Peresmian Tugu Injil Fautvo di Distrik Aitinyo Barat, Kabupaten Maybrat, Jumat (10/10/2025).

Dalam acara rohani yang sarat makna itu, dua tokoh besar Maybrat yang sebelumnya bersaing dalam Pilkada 2024, Bupati Karel Murafer dan Kornelius Kambu, akhirnya bertemu dan saling berpelukan hangat di hadapan masyarakat.

Momen ini menjadi simbol rekonsiliasi politik dan persaudaraan sejati di tanah Maybrat. Setelah masa kontestasi pilkada yang penuh dinamika, kini keduanya menunjukkan teladan perdamaian dan persatuan bagi seluruh masyarakat.

Dalam Pilkada 2024, Kornelius Kambu berpasangan dengan Zakeus Momao, diusung oleh Partai Gerindra, Golkar, dan PKS. Sementara itu, Karel Murafer berpasangan dengan Ferdinando Solossa di bawah dukungan PDI Perjuangan dan Partai Demokrat. Pasangan Karel–Ferdinando (Musa) akhirnya ditetapkan sebagai pemenang oleh Mahkamah Konstitusi dan kini memimpin Kabupaten Maybrat.

Namun, di balik perbedaan politik itu pun semua , semangat kasih dan persaudaraan akhirnya menang. Di hadapan ribuan jemaat dan masyarakat yang hadir, Kornelius Kambu menegaskan bahwa pertemuan ini adalah jawaban doa dan karya Tuhan bagi Maybrat.

“Saya dan Kakak Karel Murafer belum pernah bertatap muka sejak pilkada. Tapi hari ini Tuhan mempertemukan kami di waktu yang tepat. Ini bukan kebetulan, ini jawaban dari doa banyak hamba Tuhan dan masyarakat Maybrat,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Sementara itu, Bupati Karel Murafer juga menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya memaafkan dan bekerja bersama demi kesejahteraan rakyat.

“Kita tidak boleh menyimpan dendam dari matahari terbit sampai matahari terbenam. Kalau kita anak Tuhan, kita harus berdamai dan bekerja untuk rakyat,” tegas Karel disambut tepuk tangan masyarakat.

Pelukan hangat kedua tokoh ini menjadi simbol perdamaian dan persatuan baru di Kabupaten Maybrat. Banyak warga yang hadir meneteskan air mata, menyadari bahwa kasih dan kebersamaan jauh lebih berharga daripada perbedaan politik.

Momen ini juga diharapkan menjadi awal baru bagi perjalanan pembangunan dan kehidupan sosial di Maybrat. Rekonsiliasi antara kedua tokoh di puncak kepemimpinan daerah menjadi inspirasi bagi semua pihak untuk menatap masa depan dengan hati yang damai dan penuh pengharapan.

“Inilah contoh nyata bahwa politik boleh berbeda, tetapi hati harus tetap satu untuk membangun Maybrat,” ujar salah satu tokoh masyarakat yang hadir.

Dengan semangat kebersamaan yang lahir dari peristiwa penuh kasih ini, masyarakat percaya bahwa Maybrat akan melangkah menuju masa depan yang lebih sejahtera dan bersatu dalam kasih Kristus.