Sorong Selatan, WabumPapua.com – Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Suku Kaiso, Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat Daya, menggelar kegiatan Pra Musyawarah Adat (Musdat) dan sekaligus melakukan sosialisasi program nasional Asta Cita, pada Rabu (8/10/2025).

Kegiatan yang berlangsung di Gedung Sekolah Minggu, Kampung Kais, Distrik Kais, ini dihadiri tokoh adat, perwakilan keret (marga), serta para pemangku kepentingan adat Suku Kaiso.

Ketua LMA Suku Kaiso, Daud Enszo, menjelaskan bahwa pelaksanaan Pra Musdat ini merupakan langkah awal menuju Musyawarah Adat Suku Kaiso secara resmi. Salah satu agenda penting dalam kegiatan tersebut adalah pelantikan kepala-kepala keret yang baru, menggantikan pemangku sebelumnya yang telah meninggal dunia.

“Pertemuan pra Musdat bertujuan mempersiapkan Musdat Suku Kaiso. Dalam pertemuan ini juga dilakukan pelantikan kepada kepala-kepala keret agar struktur organisasi adat kembali lengkap,” ujar Daud kepada wartawan.

Isu utama yang dibahas dalam pra Musdat ini adalah soal batas wilayah adat antar marga dan keret. Daud Enszo meminta seluruh marga agar serius dalam menyusun dan menetapkan batas-batas adat masing-masing, guna menghindari konflik ke depan.

“Tolong disampaikan kepada seluruh marga keret agar membahas dan menetapkan batas wilayah adat masing-masing. Ini penting karena tujuan utama Musdat nanti adalah menyelesaikan batas wilayah antar marga dan keret,” tegasnya.

Lebih lanjut, Daud menyampaikan bahwa jika Musyawarah Besar (Mubes) dapat digelar dalam tahun ini, LMA Suku Kaiso berencana untuk menetapkan hukum sanksi adat serta meresmikan pendirian rumah adat Suku Kaiso sebagai pusat kebudayaan dan kegiatan masyarakat adat.

“Saya sebagai Ketua LMA Suku Kaiso tidak mewakili satu keret saja, tapi untuk seluruh masyarakat dan wilayah adat Kaiso. Kepala suku hadir untuk semua,” tegasnya.

Selain kegiatan adat, dalam kesempatan tersebut juga dilakukan sosialisasi Program Asta Cita, program prioritas pemerintah pusat di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.

Ketua LMA Suku Kaiso lainnya, Daud Enzo Makisanti, menjelaskan bahwa poin keenam dari Asta Cita yang diangkat dalam sosialisasi ini adalah “Membangun dari desa dan dari bawah” sebagai upaya pemerataan ekonomi dan pengentasan kemiskinan.

Salah satu program konkret yang diperkenalkan adalah Koperasi Merah Putih (KMP). Program ini bertujuan untuk mengelola hasil alam secara mandiri oleh masyarakat kampung seperti udang, ikan, dan sagu.

“Koperasi ini akan mempermudah masyarakat menjual hasil alamnya secara kolektif dan menguntungkan. Ini prinsip ekonomi kerakyatan yang berpihak pada kampung,” kata Daud Makisanti.

Ia juga menyinggung program MBG (Makanan Bergizi) yang menyasar anak-anak dan ibu hamil, sebagai upaya meningkatkan kualitas gizi masyarakat sejak dini.

“Program ini penting karena dapat mencerdaskan anak-anak kita sejak dalam kandungan. Gizi yang cukup bagi ibu hamil dan anak-anak akan membawa dampak besar untuk masa depan,” tutupnya.

Kegiatan pra Musdat dan sosialisasi Asta Cita ini menjadi momentum penting bagi masyarakat adat Suku Kaiso, tidak hanya dalam memperkuat struktur adat dan wilayahnya, tetapi juga dalam menyambut program pembangunan dari pemerintah pusat dengan semangat gotong royong dan partisipasi aktif masyarakat kampung.