Maybrat,Wabumpapua.com– Pemerintah Kabupaten Maybrat melalui Bupati Karel Murafer secara resmi meluncurkan Program Sekolah Sepanjang Hari (Full Day School) di Sekolah Dasar, yaitu SD YPK Silo Kambuaya Distrik Ayamaru Timur, kabupaten Maybrat,kamis (2/10/2025).

Program Sekolah Sepanjang Hari ini bertujuan untuk memperkuat pendidikan dasar, membangun karakter, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia di wilayah Maybrat.

Bupati Karel Murafer menegaskan bahwa program ini bukan sekadar menambah jam belajar, tetapi memberi ruang yang lebih luas bagi anak-anak untuk tumbuh sehat, cerdas, dan berkarakter. Ia menekankan pentingnya pendidikan sebagai fondasi utama pembangunan daerah dan bangsa.

“Pendidikan itu bukan hanya soal sekolah, tapi soal masa depan. Melalui pendidikan, anak-anak kita bisa melihat dunia lebih luas, tidak hanya di dalam negeri tapi juga ke luar negeri. Tanpa pendidikan, kita tidak bisa,” tegas Bupati Murafer.

Peluncuran program ini berlangsung meriah dan dihadiri oleh berbagai pejabat penting dari tingkat provinsi dan kabupaten, di antaranya:

Adolof Kambuaya, S.H., M.Si. – Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Papua Barat Daya,Ferdinandus Taa, S.H., M.Si. – Sekretaris Daerah Kabupaten Maybrat,Silas Frasawi, S.I.P. – Ketua DPRK Maybrat,Letkol Inf. Afrianto Dolly, S.M., M.Si. – Dandim 1809/Maybrat,Yubelina Saflesa, S.E. – Ketua I DPRK Maybrat,Kompol Ruben O. Kbarek, S.I.K. – Kapolres Maybrat.

Bupati Murafer juga menyampaikan bahwa Program Sekolah Sepanjang Hari merupakan bagian dari integrasi tiga program nasional, yaitu: Indonesia Cerdas,Indonesia Sehat dan Indonesia Produktif. “Orang sehat baru bisa cerdas. Orang cerdas baru bisa produktif. Dan ini semua dimulai dari pendidikan,” ujar Bupati.

Ia juga mengapresiasi gagasan akademisi dari UNIPA (Universitas Papua) yang telah menggagas program ini sejak tiga tahun lalu dan menunjukkan dampak positif nyata bagi perkembangan anak-anak di daerah tersebut.

Dalam laporannya, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Papua Barat Daya, Adolof Kambuaya, menyoroti tantangan besar dalam dunia pendidikan di Papua Barat Daya, khususnya di tingkat sekolah dasar.

“Angka kemampuan membaca dan menghitung sangat rendah. Banyak sekolah kekurangan guru, bahkan ada yang hanya memiliki 2 sampai 4 guru untuk mengajar dari kelas 1 sampai 6,” ungkap Kambuaya.

Ia menyebutkan bahwa kondisi geografis Papua Barat Daya seharusnya menjadi keunggulan karena akses logistik lebih mudah dibanding daerah lain seperti Wamena atau Merauke. Oleh karena itu, dana otonomi khusus harus dimanfaatkan secara optimal.

Sebagai solusi, Dinas Pendidikan Provinsi akan bekerjasama dengan sejumlah perguruan tinggi, termasuk Universitas Muhammadiyah Sorong, dalam merekrut dan mendistribusikan guru melalui program kontrak dan rekognisi pengalaman kerja (RPL). Mahasiswa fakultas keguruan akan dilibatkan langsung mengajar di daerah-daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).

“Kita siapkan database sekolah-sekolah yang kekurangan guru. Kita akan bantu semua kabupaten di Papua Barat Daya, meski tanpa kewenangan penuh, karena ini soal masa depan anak-anak,” tegas Kambuaya.

Bupati Karel juga mengingatkan pentingnya menjaga keamanan sebagai bagian dari keberhasilan program pendidikan. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat, TNI/Polri, dan tokoh adat untuk menciptakan lingkungan yang aman, damai, dan mendukung anak-anak dalam menempuh pendidikan.

“Jangan lagi ada yang takut datang ke Maybrat. Hentikan kekerasan. Injil hadir di tanah ini untuk membangun peradaban, bukan untuk merusak,” tegasnya.

Pemerintah Kabupaten juga merencanakan seminar pendidikan yang akan mengundang para akademisi, pejabat, dan pemerhati pendidikan untuk membahas tantangan dan solusi jangka panjang. Selain itu, pembangunan infrastruktur seperti jalan dan jembatan di daerah 3T akan terus digenjot.

“Kami harus bergerak bersama. Guru, birokrat, masyarakat – semua harus satu suara dalam membangun pendidikan,” tutup Bupati.