Nieuwegein (Belanda), wabumpapua.com– Dalam momentum peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 Theofani, tokoh intelektual asal Maybrat yang kini bermukim di Belanda, Fred Athaboe, SH, menyampaikan sebuah refleksi rohani mendalam tentang perjalanan iman dan sejarah Suku Maybrat.
Melalui tulisan berjudul “Refleksi 74 Tahun Theofani”, Fred menegaskan bahwa Suku Maybrat (Aitinyo, Aifat, Ayamaru atau A3) merupakan suku yang diberkati Tuhan melalui dua panggilan sorgawi yang bersejarah, yakni:. Peristiwa Theofani pada 21 Oktober 1951 di Kayahai, Kambuaya. Dan Visiun Firman Tuhan di Athena pada 31 Januari 1985.
Menurut Fred Athaboe, kedua peristiwa tersebut menunjukkan perhatian khusus Tuhan kepada Suku Maybrat yang dikenal memiliki karakter sosial kuat, semangat gotong royong, serta sistem hukum adat yang kokoh. Ia menilai nilai-nilai kekristenan dan pendidikan formal yang masuk ke Maybrat sejak 1950-an telah menjadi fondasi peradaban baru bagi masyarakat setempat.
“Agama Kristen dan pendidikan formal adalah dua fondasi utama yang telah membuka isolasi Suku Maybrat untuk menerima pembaharuan dan kemajuan dari luar,” tulis Fred dalam refleksinya.
Fred juga menyoroti pentingnya menjaga kemurnian iman dan menjauhi praktik-praktik yang dinilainya bertentangan dengan kehendak Tuhan. Ia menyebut dua hal yang menurutnya menjadi penyebab berkurangnya berkat Tuhan bagi masyarakat Maybrat, yaitu pendirian rumah Wuon dan pembuatan patung-patung religius di Kayahai, Kambuaya.
Meski demikian, Fred menekankan bahwa kasih Tuhan tetap tersedia bagi umat-Nya di Maybrat. Ia mengajak seluruh masyarakat untuk kembali pada panggilan firman Tuhan melalui Visiun Athena 1985, yang mengajak umat Kristen untuk mendoakan pertobatan dan keselamatan bagi bangsa Yahudi dan Israel.
“Tuhan Yesus ingin melihat orang-orang Maybrat berjalan di garis terdepan dengan memegang obor Visiun Athena, memanggil semua orang Papua dan semua orang Kristen untuk berdoa bagi Israel,” tulisnya.
Fred mengingatkan bahwa hubungan rohani antara Maybrat dan Israel memiliki makna spiritual yang dalam, terlebih setelah wilayah tersebut pernah dikunjungi oleh Pastor Reuven Berger (2010) dan Pastor Benjamin Berger (2012–2015) dari Gereja Anak Domba di Gunung Sion, Yerusalem.
Sebagai penutup refleksinya, Fred mengajak seluruh umat Kristen di Maybrat dan Tanah Papua untuk bergabung dalam barisan doa syafaat bagi bangsa Yahudi dan Israel, sebagai bentuk ketaatan terhadap firman Tuhan dan perwujudan iman sejati.
“Jika Anda membuka hati untuk melaksanakan firman Tuhan Yesus dalam Visiun Athena, maka janji Tuhan akan menjadi bagian bagi Anda dan keluarga Anda,” tulis Fred dari Nieuwegein, Belanda.
 
			
			
 
							 
								 
			 
			 
			 
			 
					


komentar terbaru